Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 April 2010

Puisi

9 komentar:

  1. Senandung sayap capung

    Garis2 sayapnya bertabur sinar bulan
    Di taman nan senja

    Menyibukkanku pada musik
    Yang menyeruak ke relung relungnya

    Capung yang terjaga setiap malam sunyi
    Bertanya pada perwujudan

    Namun perwujudan hanya memegang tangan hamlet dan,
    Membawanya pada perubahan komponen alam,
    Bulan, bintang, bebatuan, awan, dan hati

    Lalu bercerita tentang tragedi pangeran Denmark-paris
    Jantung hamlet gemetar, dan waktupun berubah jadi tragedi menyeramkan.


    Malang, 24 agustus 2010

    BalasHapus
  2. Getar senar gitar


    Bagai getaran senar gitar yang di sentuh oleh jemarinya,
    Detak jantung.

    Yang cair hanya satu,
    Bayanganmu.

    Alfabet menjadi terapi energi makna bagi jantung

    Mendesah

    Menderu

    Dan mengharu

    Adalah maknanya

    Malang 31 agustus 2009

    BalasHapus
  3. Wajahmu di lembar kosong

    Kau harus membaca lembaran lembaran kosong

    Agar terlihat seberapa jelas wajahmu

    Tak ada yang tau seberapa jernih wajahmu

    Kecuali kau, dan cermin itu


    Malang,25 agustus 2010

    BalasHapus
  4. Sang Pelacur Kata

    Penjual tubuh itu mengunyah kata yang tak kunjung usai
    Merenda dalam kebisingan bunyi-bunyian hewan
    Mataku terkaku dalam ke jenuhanku…..
    Bisik bisiknya melahapku di hitamnya janji-janji…

    Oh….
    Kau maha perkasa dalam hal itu…
    Tapi kau maha melemah dalam hal itu…
    Tak bisakah engkau meredup sedetik saja agar menyegarkan sudut-sudut hati???
    Bisingmu membuai di pagi dan malam…

    Oh….
    Kacau sekali hati dan mata ini….!!!
    Andai kau bias merasa kata yang ku kunyah….
    Kau akan berkata ia,dalam hal ini…
    Tapi pengecut terlalu kecut…



    Malang,15 jan 2011

    BalasHapus
  5. Puisi untuk Amay

    Kuingin sentuh kedamaian
    di wajah embunmu

    Agar hidup ini tak menyelinap di awan kelabu
    Dan siramlah tangkai2
    bunga layu dengan senyummu

    Agar di hati tetap ada taman
    dan kicau burung


    Malang, minggu 09 agustus 2009

    BalasHapus
  6. Kata terakhir

    Wajah itu memang pernah terbingkai dalam sutera hatiku,
    Tapi tak lama.
    Berubah warna karena tak tahan dengan terik matahari
    Luntur setelah aku cuci beberapa kali

    Tapi warna itu pernah memoles hatiku dengan warna ke sejukan
    Kedamaian yang pernah terbangun dalam rumah kecil kadang terbayang

    Kata yang pernah terangkai
    Kadang meraba ingatanku

    Tapi….
    Bekas rumah kecil yang pernah ada
    Tergantikan dengan tetumbuhan rumput dan menetaskan mimpi

    Semua itu tetap saja selaksa titik cahaya yang
    Pernah menyentuh kulit wajahku di pagi hari



    Malang 31 agustus 2009

    BalasHapus
  7. Selentur hati sunyi

    Ada garis garis lentur di ujung mata
    Ada lingkaran hitam di luar angka

    Duduk memandanginya
    Jari jemari bernada

    Tak begitu bising telinga ini menangkap
    Barangkali hanya sekedar suasana yang biasa

    Tapi hati ini terasa sunyi,
    Sunyi dari sebuah bunyi,
    Sunyi dari sebuah tari,
    Tapi tak sunyi dari sebuah hati


    Malang, 26 agustus 2010

    BalasHapus
  8. Nyanyian Hujan dan Petani
    Nyanyian hujan tak surutkan petani

    beralun ke ladang pinggir kali

    memikul cangkul menenteng serantang nasi

    untuk bekal sekali sebelum mati



    Nyanyian hujan setia menemani

    melandai ramah menyusur licin bukan berlari

    tiada henti mengabdi menggali menari

    di atas tanah menanam benih



    Nyanyian hujan membasuh peluh luka hati

    menyeka letih

    tersenyumlah

    tak perlu berkerut dahi

    tapi mesti membuka nurani

    untuk ibu pertiwi



    Nyanyian hujan,

    menyibak misteri petani menanam padi.

    BalasHapus
  9. Nyanyian hujan tak surutkan petani

    beralun ke ladang pinggir kali

    memikul cangkul menenteng serantang nasi

    untuk bekal sekali sebelum mati



    Nyanyian hujan setia menemani

    melandai ramah menyusur licin bukan berlari

    tiada henti mengabdi menggali menari

    di atas tanah menanam benih



    Nyanyian hujan membasuh peluh luka hati

    menyeka letih

    tersenyumlah

    tak perlu berkerut dahi

    tapi mesti membuka nurani

    untuk ibu pertiwi



    Nyanyian hujan,

    menyibak misteri petani menanam padi.

    BalasHapus